Batik Tanjungbumi: Unik, Eksotis, dan Eksklusif

Posted: February 6, 2011 in My Adventure

Batik Jogja, Batik Pekalongan, Batik Cirebon sudah biasa. Motif parang baron, parang rusak, megamendung, gringsing pun sudah biasa. Bagaimana dengan batik Tanjungbumi atau motif batik tluki kurung? Belum tentu.

Tanjungbumi merupakan daerah yang menjadi sentra batik yang cukup terkemuka di Pulau Madura. Letaknya 50km ke arah utara Kabupaten Bangkalan, Madura dan berdekatan dengan wilayah laut, tepatnya Laut Jawa. Desa Tanjungbumi dapat ditempuh dengan mobil pribadi selama 45-60 menit. Namun, jika teman2 ingin menggunakan angkutan umum, dari Bangkalan-Tanjungbumi cukup mengeluarkan uang Rp 8.000 hingga Rp 10.000 sudah tiba di perkampungan batik Tanjungbumi. Di desa ini, membatik sudah menjadi keseharian warganya. Konon, pada mulanya para istri membuat batik untuk mengisi waktu luang sambil menunggu suami datang melaut. Ya, profesi nelayan merupakan mata pencarian utama para laki-laki di Tanjungbumi karena kondisi geografisnya dekat dengan laut. Di desa ini setidaknya terdapat kurang lebih 900 perajin batik yang menyebar di seluruh Tanjungbumi. Tak heran para remaja di sana pun telah mahir membuat batik.

Rute dari Bangkalan Menuju Tanjungbumi

Rute dari Bangkalan Menuju Tanjungbumi

Kebanyakan motif batik Tanjungbumi berkisar pada motif batik tulis pesisir yang dipengaruhi oleh lingkungan dan letak geografisnya. Warna-warna khas batik tulis di daerah ini menggunakan warna-warna yang tajam dan kontras yang disesuaikan dengan karakter masyarakat Madura. Salah satu warna yang menjadi ciri khas adalah warna merah. Biasanya ada setitik warna merah pada motif daun, bunga, merak, dan sebagainya. Bagi masyarakat Tanjungbumi, dulunya batik diperlakukan sebagai barang berharga layaknya emas atau tabungan dan diwariskan kepada anak cucu. Namun, seiring berjalannya waktu, batik sudah mulai dikomersialkan. Batik Tanjungbumi konon bisa bertahan dan awet hingga puluhan bahkan ratusan tahun tanpa lapuk maupun berubah warna.

Batik Sarimbit (sepasang)

Batik Tanjungbumi Sarimbit (sepasang)

Batik Tanjungbumi

Batik Tanjungbumi, Madura, Indonesia

Kebetulan Minggu 30 Januari 2011 lalu, saya bersama keluarga berkesempatan mengunjungi Desa Tanjungbumi, Kabupaten Bangkalan, Madura. Perjalanan ini bisa dibilang perjalanan tak sengaja karena tujuan utama kami sebenarnya adalah pengen tau jembatan yang fenomenal dan terpanjang di Indonesia, Suramadu. Saya, Bapak dan Ibu saya, beserta adik saya satu-satunya, Nabila, berempat mengendarai kendaraan pribadi. Kami berangkat dari Kota Probolinggo, Jawa Timur selepas menghadiri resepsi pernikahan kakak sepupu saya. Kami berangkat mulai pukul 14.00 WIB dengan mode berkendarasantaisaja. Karena kami semua belum pernah ke sana, saya menggunakan fasilitas GPS untuk memudahkan perjalanan kami. Sekitar pukul 16.30 WIB kami mulai masuk gebang tol pada Jembatan Nasional Suramadu.

Jembatan Nasional Suramadu merupakan jembatan yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan). Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Jembatan Suramadu terbagi menjadi dua jalur, jalur kendaraan roda dua dan jalur kendaraan roda empat, di ujung keduanya terdapat gerbang tol tempat transaksi pembayaran tarif tol. Saat malam menjelang, jembatan ini menjadi sangat indah, temaram oleh terangnya lampu yang menempel pada tiang jembatan. Kerlipnya membuat semua orang yang lewat merasa berada di golden gate di Amrik sana.

Suramadu in the dark n light

Suramadu in the dark 'n the light

Kami tiba di Kabupaten Bangkalan, Madura pada malam hari. Jika kami pulang, Jember masih jauh dan semua sudah lelah. Karena tidak ada satupun sanak saudara di Madura, penginapan seadanya kami cari. Ternyata cukup susah mencari tempat penginapan di sini. Setelah bertanya kanan-kiri, kami diberi informasi bahwa ada satu hotel dekat alun-alun kota. Setelah berputar beberapa saat hotel yang dimaksud ketemu juga. Namanya Hotel Ningrat, tak terlalu buruk untuk ukuran hotel kelas melati. Mengambil tema desain rumah kuno, interior maupun eksterior hotel ini cukup memikat hati. Saya hanya berharap mudah-mudahan hotel ini tak berhantu saja.

Paginya, petugas hotel menceritakan tentang desa Tanjungbumi, desa pembuatan batik Madura yang terkenal. Segera kami menuju ke desa Tanjungbumi. Jalanan selebar 5 meter dengan marka setengah hati kami lalui. Kurang lebih 1 jam perjalanan dihabiskan menuju desa Tanjungbumi dengan pemandangan lingkungan desa di kanan-kirinya. Sawah, semak, vegetasi bakau, perkampungan, sawah lagi, semak lagi, bakau lagi, begitu seterusnya. Sampai pasar desa Tanjungbumi, kami bertanya pada masyarakat setempat dimana tempat pembuatan batik. Kami berbelok ke sebuah gang, di seberang masjid. Di sanalah seorang perajin batik tinggal, Bu Rohayah namanya. Perawakannya kecil dan telah termakan usia, namun masih semangat membuat batik. Dia menceritakan segalanya, bagaimana proses membuat batik, mulai dari hanya selembar kain putih kosong menjadi sebuah kain batik yang bernilai seni tinggi.

Buk Rohayah dan Alat batiknya

Buk Rohayah dan Alat membatiknya

Batik dibuat dengan cara yang sederhana,  dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Batik juga dapat dibuat di atas berbagai macam bahan seperti sutera, poliester, rayon, dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia (dapat juga dengan dengan air panas) untuk melarutkan lilin.

Batik Setengah Jadi (sebelum dicelup)

Batik Setengah Jadi (sudah dibatik, belum dicelup)

Penjemuran Batik (setelah lilin dikelupas)

Penjemuran Batik (setelah lilin dikelupas)

“Jangan lupa sama batik gentongan!”, pesan bu Rohayah. Batik gentongan merupakan jenis batik spesial yang ada di Desa Tanjungbumi. Disebut gentongan, karena proses pewarnaan batik ini direndam dalam wadah mirip gentong. Batik ini terbuat dari pewarna alami misalnya, kulit pohon jambal untuk warna kuning, warna merah bisa diambil dari kulit mengkudu, warna hijau dari kulit mundu dicampur tawas. Proses perendaman batik gentongan berbeda dengan batik pada umumnya. Batik jenis ini bisa menghabiskan waktu sebulan hingga setahun. Semakin lama direndam, semakin bagus dan kuat hasil proses pewarnaannya dan tentunya harganya semakin mahal. Selembar kain batik tulis gentongan bisa dijual dengan harga Rp 4 juta hingga Rp 5 jutaan. Jenis batik inipun dapat bertahan hingga puluhan tahun tanpa memudar warnanya. Sayang, saat kami berkunjung ke Desa Tanjungbumi tidak ada batik gentongan karena bukan hari pasaran (hari pasaran di Madura adalah hari Jumat-Sabtu).

Batik Gentongan

Batik Gentongan

Batik Tanjungbumi, seperti batik pada umumnya memiliki harga yang bervariasi. Variasi harga ini ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain adalah karena bahan dasar (kain) yang bagus, rumitnya motif, pembuatan motif pada dua sisi (bolak-balik), proses pewarnaan (pencelupan) yang dilakukan berulang kali, dan pembuatan batik yang dilakukan secara tanggung renteng (dikerjakan bukan oleh satu orang). Beberapa batik Tanjungbumi juga terkadang bertekstur kasar. Namun, meski tampak kasar, bukan berarti batik Tanjungbumi murahan. Bahan yang kasar jika di-treatment dengan baik dan benar, maka batik akan terjaga keindahannya. Kapan-kapan saya posting beberapa tips merawat batik agar awet dan semakin indah. Oia, salah satu keistimewaan batik Tanjungbumi adalah semakin lama warnanya semakin cerah.

Pulang dari Tanjungbumi, saya membawa beberapa batik untuk dijual. Batik yang saya bawa adalah batik dengan range harganya berada pada kisaran tengah. Tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah, agar mudah nanti dijualnya. Oia, teman2 yang tertarik dengan batik Tanjungbumi, bisa menghubungi saya. Yaah belajar menjadi enterpreneur kecil2an laah..

Readystock on exclusive items (masing2 cuma ada satu)

Readystock on exclusive items (masing2 cuma ada satu)

Sumber artikel : Malang Post, Savira Batik, Batik Madura.

Gambar diambil dari sini, sini, situ

semeru st., jember, Minggu, 6 Februari 2011

Comments
  1. […] Batik Tanjungbumi: Unik, Eksotis, dan Eksklusif […]

  2. shavaat says:

    yang harga 60-300 ribu di gambar itu batik tulis, ko?

  3. Batik Madura says:

    batik madura mantabbb banget gan..!!!!

Leave a comment