Alexander The Great atau Aleksander Agung (356 SM – 323 SM) adalah seorang penakluk ulung asal Makedonia. Ia diakui sebagai salah seorang pemimpin militer paling jenius sepanjang masa. Ia juga menjadi inspirasi bagi penakluk-penakluk terkenal lainnya seperti Hannibal, Pompey, Caesar dari Romawi, dan juga Napoleon. Dalam masa pemerintahannya yang singkat, Alexander mampu menjadikan Makedonia sebagai salah satu kekaisaran terbesar di dunia. Selain terkenal sebagai raja penakluk, Alexander juga menjadi salah seorang cendekia yang cerdas. Ayahnya, Phillip II, mempekerjakan filsuf Yunani yang terkenal, Aristoteles untuk menjadi guru pribadi Alexander. Selama tiga tahun sejak umur 13 tahun, Aristoteles mengajarkan pada Alexander untuk mencintai ilmu pengetahuan, kedokteran, dan filosofi. Sehingga tak heran segala kebijakan maupun tatiknya selalu diperhitungkan dan diperkirakan dengan tepat.
Bagi dunia Islam, Alexander The Great juga dianggap sebagai Dzul Qarnain (Iskandar Zulkarnain), meskipun beberapa ulama meragukan hal tersebut. Dikisahkan bahwa Iskandar Zulkarnain hendak menaklukkan suatu daerah. Di luar dugaan, bangsa tersebut mau ditaklukkan secara damai asalkan Iskandar mau mengurung bangsa Ya’juj dan Ma’juj (Gog dan Magog) – menurut hadist yang shahih, keduanya akan muncul pada akhir jaman. Akhirnya, daerah tersebut takluk secara damai setelah Iskandar Zulkarnain mengurung bangsa Ya’juj dan Ma’juj.
Cerita kegemilangan Alexander The Great berakhir pada tahun 323 SM. Saat berada di Babilonia, Alexander terkena penyakit misterius yang menyebabkan demam hingga 11 hari lamanya. Akhirnya, pada 10 Juni 323 SM, Alexander The Great menghembuskan nafas terakhir di umur tak lebih dari 33 tahun atau 13 tahun setelah memangku tahta kerajaan Makedonia. Sedangkan penyebab kematiannya tidak jelas sampai sekarang. Kematiannya mewariskan wilayah kekuasaan yang sangat luas membentang dari asia, timur-tengah, dan afrika.
Ada kisah menarik sebelum Alexander The Great tutup usia. Sesaat sebelum meninggal, Alexander The Great memanggil para jenderalnya dan berpesan “Tidak lama lagi aku akan meninggalkan dunia ini. Laksanakan tiga permintaanku tanpa terkecuali”. Dengan tetes air mata, para jenderalnya bersumpah akan melaksanakan semua permintaan Raja Alexander.
“Keinginanku yang pertama”, kata Raja Alexander. “Hanya para dokter saja yang akan mengurus semua pemakamanku dan mengangkat peti matiku. Jangan berikan tugas ini pada orang lain. Yang kedua, jalan dari istana menuju pemakamanku nanti harus dilapisi emas, perak, dan batu mulia yang kuperoleh dari peperangan. Permintaanku yang terakhir, ketika menutup peti matiku, biarkanlah kedua tanganku menjulur keluar”.
Para jenderal yang ada disitu tertegun dan bingung mendengar permintaan Raja Alexander ini. Tidak ada yang berani bertanya apalagi menbantahnya. Hingga salah seorang jenderal kesayangan Raja Alexander memberanikan diri membuka suara. Ia terlebih dahulu mencium tangan Raja Alexander lalu berkata, “Paduka yang mulia, sungguh seluruh keinginan paduka akan kami laksakan. Jika berkenan, hamba ingin mengetahui maksud dari permintaan paduka”.
Sambil terbata-bata, Raja Alexander The Great menjawab, “Permintaanku yang pertama merupakan pembelajaran bagi dunia bahwa para dokter sesungguhnya tidak berdaya sama sekali terhadap maut. Karena itu jangan menyepelekan hidup”.
“Permintaanku yang kedua adalah untuk menyadarkan manusia bahwa tak secuilpun harta yang kau kumpulkan selama hidup di dunia dibawa ke akhirat. Biarlah rakyatku sadar, jangan hidup hanya mengejar-ngejar kekayaan”.
“Dan permintaanku yang terakhir adalah agar rakyatku menyaksikan bahwa aku datang ke dunia dengan tangan hampa dan dengan tangan hampa pulalah aku meninggalkan dunia ini”.
Wallahu a’lam bishowab,
sumber artikel: wikipedia.com dan blog di wordpress
gambar diambil dari sini
safira, serang, sabtu, 5 maret 2011